Senin, 12 Maret 2018

Aqidah Ahlussunnah wal Jama'ah menurut Imam Al Baihaqi



Ini merupakan ringkasan pokok-pokok aqidah ahlussunnah wal jama’ah yang disusun oleh Imam ahli hadits yaitu Al Hafidz Al Imam Abu Bakar Ahmad bin Al Husain bin Ali bin Musa Al Baihaqi atau yang biasa dikenal dengan Imam Al Baihaqi. Bagi yang ingin mempelajari lebih lanjut serta ingin mengetahui dalil-dalil Al Qur’an, As Sunnah serta atsar yang dijadikan dasar, silahkan merujuk ke kitab aslinya yang berjudul ‘Al I’tiqad wal Hidayah ila Sabilir Rosyad’ atau yang lebih dikenal dengan Kitab Al I’tiqad saja.
1.       Kewajiban pertama seorang hamba yaitu mengenal Allah dan berikrar bahwa tidak ada tuhan selain Allah dengan keyakinan yang kokoh hingga sah imannya.
2.       Alam ini baru (makhluk) dan yang menciptakan serta mengurusnya adalah Tuhan yang Esa, yang Maha Dahulu (Qadim). Tidak ada sekutu bagi-Nya, dan tidak ada yang menyerupai-Nya.
3.       Allah memiliki nama-nama yang indah (Asmaul Husna) yang tidak terbatas hanya 99 nama saja.
4.       Allah memiliki nama dan sifat yang terbagi ke dalam sifat dzat dan sifat fi’il.
5.       Wajah, dua tangan dan mata adalah sifat Allah yang ditetapkan berdasarkan Al Kitab dan As Sunnah. Ain-Nya (mata) bukan dalam arti bola mata, tangan-Nya bukan dalam arti anggota badan, wajah-Nya bukan dalam arti bentuk/gambaran.
6.       Al Qur’an adalah kalam Allah, kalam Allah adalah sifat dzat bukan makhluk.
7.       Allah istiwa di atas arsy bukan dalam arti tegak dari membungkuk, menetap pada suatu tempat atau bersentuhan dengan makhluk-Nya. Akan tetapi Allah istiwa di atas arsy sebagaimana yang Dia beritakan tanpa kaif (bagaimana/seperti apa), tanpa aina (di mana), berbeda dari seluruh makhluk-Nya. Dan bahwasannya ‘kedatangan-Nya’ (ityan) bukanlah dari suatu tempat ke tempat lain, kedatangan-Nya (maji’) bukanlah dengan bergerak, turun-Nya bukan dengan berpindah, nafs-Nya bukanlah jisim, wajah-Nya bukanlah bentuk (Shurah), tangan-Nya bukanlah anggota badan, ain-Nya bukanlah bola mata. Ini semua merupakan sifat yang diberitakan secara tauqifi, kami meyakininya dan kami meniadakan kaif/takyif.
8.       Allah dapat dilihat dengan mata kelak di akhirat.
9.       Apapun yang terjadi dari seluruh perbuatan makhluk telah didahului oleh ilmu Allah dan bersumber dari takdir Allah. Allah menciptakan perbuatan-perbuatan itu baik yang baik mapun yang buruk.
10.   Seluruh perbuatan adalah ciptaan Allah. Tidak ada pencipta selain Dia. Semua hal yang selain Dia adalah makhluk.
11.   Allah memberi petunjuk sesuai kehendak-Nya. Allah juga memalingkan dan menyesatkan sesuai dengan kehendak-Nya.
12.   Perbuatan hamba terletak di dalam kehendak Allah. Apa yang dikehendaki Allah pasti terjadi meskipun hamba tidak menghendakinya. Apa yang dikehendaki hamba tidak akan terjadi jika Allah tidak mengehendakinya.
13.   Seorang anak lahir dalam keadaan fitrah. Selama anak belum pandai berbicara dan memilih antara iman atau kafir, maka hukum keimanannya mengikuti orang tuanya.
14.   Allah menetapkan ajal dan memberikan rezeki.
15.   Amal termasuk bagian dari iman. Iman bisa bertambah dan berkurang. Amal itu ada yang terletak di hati, di lisan; ada yang terletak di hati, lisan dan seluruh badan; ada yang terletak di hati dan di harta; juga ada yang di lisan dan di harta. Iman menghimpun ketaatan-ketaatan baik yang fardhu maupun yang sunnah. Amalan-amalan terbagi jadi tiga:
a)       Amal yang menyebabkan kafir jika ditinggalkan; yaitu keyakinan yang wajib diyakini dan diikrarkan.
b)      Amal yang jika ditinggalkan menyebabkan fasiq dan bermaksiat. Tidak meyebabkan kafir apabila tidak disertai pengingkaran. Yang termasuk dalam hal ini adalah amalan-amalan fardhu.
c)       Amal yang jika ditinggalkan menyebabkan menyimpang dari keutamaan, tidak fasik dan tidak kafir; yaitu ibadah-ibadah sunnah.
16.   Allah mengampuni dosa selain syirik bagi siapa saja yang Dia kehendaki serta tidak memberikan adzab. Allah memberikan adzab kepada sebagian pelaku dosa atas dosa-dosa yang mereka perbuat, kemudian Dia mengampuni mereka dan memasukkan mereka ke surga dengan keimanan mereka.
17.   Rasulullah SAW mempunyai syafa’at. Orang beriman tidak akan kekal di neraka.
18.   Termasuk iman adalah meyakini apa yang telah diberitakan oleh Rasulullah SAW tentang malaikat Allah, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari kebangkitan setelah mati, hisab, mizan, surga, neraka, telaga dan tanda-tanda kiamat. 
19.   Termasuk iman adalah meyakini adanya adzab kubur.
20.   Wajib berpegang pada sunnah dan menjauhi bid’ah. Wajib mengikuti Al Qur’an, As Sunnah dan ijma’ sahabat. Para sahabat telah bersepakat/ijma’ dalam masalah ushul. Dalam masalah furu’, ada yang disepakati oleh para sahabat dan ada yang ikhtilaf (perbedaan pendapat). Masalah furu’ yang telah disepakati wajib diikuti. Sedangkan masalah furu’ yang terdapat ikhtilaf maka ini adalah bagian dari ijtihad. Barangsiapa yang ijtihadnya benar, dia dapat dua pahala. Sedangkan yang ijtihadnya salah, dia dapat satu pahala.
21.   Kita dilarang duduk bersama ahli bid’ah dan bercakap-cakap dengan mereka.
22.   Kita harus mentaati pemimpin, memegangi jamaah, mengingkari kemungkaran dengan lisan atau dengan kebencian dalam hati, dan bersabar atas apa yang ditimpakan pemimpin kepada kita.
23.   Kita harus mengetahui secara umum hal-hal yang harus diketahui, diamalkan, harus diberikan dari jiwa dan harta. Juga hal-hal yang harus ditahan dan haram.
24.   Kita meyakini kenabian Nabi Muhammad SAW.
25.   Para Nabi, setelah meninggal, maka ruhnya dikembalikan lagi. Karena itu mereka hidup di sisi Allah seperti para syuhada’. Shalawat kita diperlihatkan kepada Nabi SAW, salam kita disampaikan kepada beliau SAW. Allah mengharamkan bumi untuk memakan jasad para Nabi.
26.   Boleh adanya karomah bagi para wali; yaitu bagi orang-orang yang benar dan sholih.
27.   Para sahabat telah dipuji oleh Allah, dan Allah membaguskan pujian untuk mereka, meninggikan sebutan mereka dalam Taurat, Injil dan Al Qur’an. Kemudian Allah menjanjikan bagi mereka ampunan dan pahala yang besar. Allah meridhoi mereka. Allah menyiapkan surga bagi mereka. Allah memerintahkan Nabi SAW untuk memaafkan dan memohonkan ampun untuk mereka. Allah juga memerintahkan Nabi SAW untuk bermusyawarah dengan mereka. Allah menganjurkan kepada orang-orang sesudah para sahabat itu untuk memohonkan ampun bagi mereka dan agar di hati orang-orang itu tidak ada kebencian kepada orang-orang mukmin. Rasulullah SAW memuji para sahabat dan mengibaratkan mereka seperti bintang. Rasul juga memberikan peringatan agar umatnya mengikuti para sahabat dalam urusan agama, sebagaimana mereka mendapatkan petunjuk arah dari bintang-bintang dalam gelapnya bumi dan lautan.
28.   Para istri Nabi telah memilih Allah, Rasul-Nya dan akhirat. Maka Allah menyiapkan bagi mereka pahala yang besar. Allah mengistimewakan mereka di atas wanita-wanita lain dalam hal adzab dan pahala. Di rumah mereka telah dibacakan ayat-ayat Allah dan hikmah. Allah menjadikan mereka sebagai ibu kaum mukmin, haram menikahi mereka sepeninggal Nabi. Allah telah membebaskan Aisyah dari tuduhan jelek.
29.   Ada sepuluh orang sahabat yang dipersaksikan oleh Nabi SAW bahwa mereka masuk surga yaitu Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, Thalhah, Zubair, Abdur Rahman bin Auf, Abu Ubaidah, Sa’ad bin Malik/Sa’ad bin Abi Waqash, Said bin Zaid.
30.   Khalifah-khalifah pengganti Nabi SAW adalah Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali. Kekhilafahan berlangsung selama 30 tahun.


Artikel lain :
Prinsip-prinsip Dasar Aqidah Asy'ariyyah
Pentingnya Sanad
Tawassul dan Istighotsah yang Syar'i 
Mensucikan Allah dari Arah dan Tempat 
101 Ciri Ahlussunnah wal Jama'ah 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar